AGROINDUSTRI.ID – Bagaimana cara Sari Roti mengatur kecepatan sistem distribusinya, sehingga distribusi produk Sari Roti pun tidak terlanjur kadaluarsa di proses pengiriman? Sari Roti hanya punya daya tahan kurang lebih selama 6 hari, terhitung sejak dari hari produksi. Akan tetapi produk ini bisa kita temukan dengan mudah di berbagai pelosok daerah, baik di toko kelontong, minimarket ataupun melalui pedagang keliling.
Pemasaran dan Proses Distribusi Sari Roti
Sari Roti merupakan salah satu produk makanan siap saji yang banyak digemari masyarakat. Sari Roti sendiri diproduksi oleh PT Nippon Indosari Corpindo, yang memiliki beberapa pabrik seperti di Purwakarta, Semarang dan Pasuruan, Jawa Timur.
Cukup menarik mempelajari cara distribusi dan pemasaran dari Sari Roti ini, mengingat produknya memiliki daya tahan yang relatif singkat, yakni 4-6 hari terhitung dari proses produksi.
Beberapa waktu lalu, kebetulan saya mendapat kesempatan untuk ikut serta dalam factory visit di beberapa pabrik di Jawa Timur, salah satu pabrik yang cukup menarik perhatian saya yaitu PT Nippon Indosari Corpindo, dimana disinilah berbagai jenis dan varian roti dari brand Sari Roti diproduksi.
Lokasi PT. Nippon Indosari Corpindo yang saya kunjungi berada di kawasan industri Pier, tepatnya berada di Jalan Rembang Industri No.28 Pasuruan Jawa Timur. Pabrik yang sehari-hari bergerak dalam pembuatan roti ini pada awalnya dimulai pada tahun 1995 di Cikarang, dengan sistem joint founder antara Indonesia dan Jepang. Setelah sepuluh tahun berjalan, pabrik pertama Sari Roti di Cikarang itu pun sudah tidak bisa lagi melayani permintaan pasar, kemudian pada tahun 2005 di dirikanlah pabrik baru di Pasuruan Jawa Timur guna melayani permintaan konsumen yang lebih luas, khususnya di daerah Jawa Timur.
Pada tahun 2010 perusahaan ini memutuskan untuk melakukan IPO, dengan melepas sebagian besar sahamnya ke pasar, dan merubah bentuk perusahaan menjadi Tbk, hasilnya dalam waktu singkat perusahaan ini mampu mendapatkan suntikan modal yang cukup besar, yang di kemudian hari digunakan untuk membuka cabang pabrik baru di berbagai daerah, seperti di Semarang, Makasar, Medan, Palembang, Cikande, dan Purwakarta.
Visi yang dicanangkan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo adalah Senantiasa tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti terbesar di Indonesia, melalui penetrasi pasar yang lebih luas dan dalam, dengan menggunakan jaringan distribusi yang luas untuk menjangkau konsumen di seluruh Indonesia. Sedangkan misinya adalah memproduksi dan mendistribusikan beragam produk yang halal, berkualitas tinggi, higienis dan terjangkau bagi seluruh konsumen Indonesia.
Pemasaran dan Distribusi Produk Sari Roti
Pengendalian kualitas produk akhir Sari Roti dilakukan dengan melakukan sistem distribusi, dengan 6 kali waktu pengiriman dalam satu hari, dimana lokasi area pengiriman terjauh berada pada urutan pertama dan lokasi area pengiriman terdekat berada pada urutan terakhir. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan waktu simpan dan waktu penarikan produk yang dilakukan pada H+4 malam agar pada tanggal kadaluarsanya produk Sari Roti tidak sampai ke tangan konsumen.
Produk akhir yang dipasarkan kepada konsumen adalah produk Sari Roti yang telah memenuhi standar mutu yang telah di tetapkan, dengan beberapa variabel standandar mutu. Salah satunya yaitu produk tidak mengalami kecacatan baik secara fisik maupun visual, dibuktikan dengan lolosnya produk setelah menjalani proses scanner dengan detector.
Sementara itu untuk proses pemasaran Sari Roti dilakukan melalui perantara agen, distributor dan toko-toko kecil. Salah satu keunggulan proses distribusi dan pemasaran dari Sari Roti sendiri yaitu sudah adanya pabrik cabang di berbagai daerah, sehingga produk bisa dengan mudah didapatkan oleh konsumen maupun agen dalam keadaan segar.
Sistem distribusi Sari Roti sampai dengan saat ini dilakukan dengan menggunakan jasa outsource dengan sistem delivery order, dimana proses distribusi dilakukan kepada agen, distributor, dan toko kecil. Untuk agen dan distributor langsung, sari roti melakukan supply produk dengan sistem refund yang berarti jika ada produk tidak terjual dan kadaluarsa sepenuhnya menjadi tanggungan perusahaan atau tidak lepas. Sedangkan bagi toko kecil menggunakan sistem lepas yang artinya jika produk tidak habis terjual dan kadaluarsa sepenuhnya menjadi tanggungan toko, namun saat melakukan pembelian produk penjual toko akan mendapat diskon yang jauh lebih besar dari perusahaan.