Agrowisata

Inilah 4 Agro Techno Park Yang Ada di Indonesia

Agrotechno Park

AGROINDUSTRI.ID – Setelah didirikan di tiga daerah, yakni Klaten (Jawa Tengah), Polewali Mandar (Sulawesi Barat) dan Musi Rawas (Sumatera Selatan) Agro Techno Park rencananya juga akan dibangun di Kabupaten Kulonprogo (D.I Yogyakarta). Agro Techno Park adalah sebuah kawasan pertanian terpadu yang didalamnya terdapat berbagai aktifitas pendukung pertanian, misalnya seperti area pertanian, area peternakan, perkebunan, serta area pengolahan pasca panen.

Agro Techno Park merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan Badan Nuklir Nasional (BATAN), sebagai basis teknologi untuk memfasilitasi percepatan alih fungsi teknologi yang dihasilkan lembaga penelitian dan perusahaan pertanian. Pengembangan ATP dimaksudkan untuk menjadi pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, perikanan dan peternakan mulai dari sub sistem hulu sampai hilir.


Adanya ATP ini juga menjadi salah satu solusi ketika area lahan pertanian mulai menyusut. Petani mau tidak mau harus bisa menyesuaikan diri, dengan cara belajar mengoptimalkan area lahan pertanian yang sudah ada, sehingga hasil yang didapatkan pun semakin meningkat.

Di berbagai daerah, pembangunan ATP secara umum sama-sama dirancang untuk menjadi model desa mandiri terintegrasi, yang juga ditargetkan bisa menjadi lokasi objek wisata baru. Di era sistem otonomi desa seperti sekarang ini, setiap desa memang diharapkan bisa mandiri serta mengeksplorasi potensi yang ada untuk mendukung perekonomian.

Jogja Agro Techno Park

Dikutip dari harian republika, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, mendukung program pembangunan Jogja Agro Techno Park (JATP) di Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Yogyakarta. Proyek ini rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 100 hektare untuk mewujudkan industri pertanian dan obyek wisata alternatif.

Proyek JATP yang diperkirakan membutuhkan dana investasi kasar mencapai Rp 68 miliar ini juga merupakan ide dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang menginginkan adanya sebuah tempat pembelajaran bagi para petani untuk mengembangkan potensinya di tanah sendiri atau secara berkelompok.

Tidak jauh berbeda dengan konsep Agro Tecno Park di daerah lain, Jogja Agro Techno Park juga mencakup berbagai aktifitas pertanian terpadu, mulai dari pembibitan, peternakan, pertanian serta embung sebagai sarana pengairan, sehingga akan benar-benar menjadi sebuah model dari desa mandiri yang terintegrasi.

Kabupaten Kulonprogo sendiri dipilih menjadi kawasan ATP pertama di Jogja karena daerah ini merupakan lokasi pertanian strategis, yang sejak beberapa tahun silam sudah mendapat perhatian khusus dari Pemda dan Kementerian.

Selain itu, lokasi ATP yang dibangun tidak jauh dari Bandara Baru Kulonprogo diharapkan juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Yogyakarta.

Klaten Agro Techno Park

Sebelum rencana pembangunan Jogja Agro Techno Park dipublikasikan, tahun lalu Pemerintah Daerah Klaten terlebih dahulu sudah memulai pembangunan proyek ATP , yang nilai pembangunannya mencapai Rp 2 Miliar, masing-masing dana berasal dari APBD, APBN dan setengahnya merupakan bantuan peralatan teknologi pertanian hasil kerjasama dengan BATAN.

Klaten Agro Techno Park rencananya sudah mulai bisa dioperasikan pada tahun 2019 mendatang, dan akan menjadi lokasi penelitian dan pengembangan potensi pertanian lokal serta pengembangan alih teknologi sumber daya manusia yang ada di Klaten.

Baca Juga: Agrowisata Kampung Cokelat Blitar

Palembang Agro Techno Park

Pembangunan ATP di Palembang juga sudah di bangun dan mulai beroperasi sejak tahun 2013, di Palembang Agro Techno Park (ATP) yang bertempat di Indralaya Palembang Sumatera Selatan, dikelola oleh Kemenristek dan dijadikan sebagai pusat uji coba hasil penelitian, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan, sebelum kemudian produk unggulan tersebut disebarluaskan ke masyarakat.

Dengan mulai banyaknya pembangunan lokasi percontohan pertanian terpadu di Indonesia, semoga saja penerapan teknologi di bidang pertanian yang meliputi prapanen hingga pascapanen bisa cepat diserap oleh masyarakat, dan dapat dimanfaatkan untuk memperluas jaringan pemasaran dan distribusi hasil untuk bisa meningkatkan perekonomian.

Untuk menerapkan sistem pertanian modern yang mencerminkan pola industri pertanian memang tidak mudah dan membutuhkan proses yang tidak sebentar, namun usaha tersebut akan terbayar lunas dalam 5 sampai 10 tahun mendatang.

Comments

Trending

To Top