Bisnis

GMV (Gross Merchandise Value): Pengertian, Fungsi, dan Cara Mengitungnya

gmv artinya

Dewasa ini semakin banyak anak muda di Indonesia yang terjun ke dunia startup, terutama dengan memanfaatkan teknologi sebagai backbone atau tulang punggung untuk memudahkan proses disrupsi pasar.

Namun, sayangnya dari sekian banyak startup yang didirikan hanya beberapa saja yang mampu bertahan. Pasalnya, proses pengembangan startup tidak hanya didukung dari sektor inovasi teknologi semata, melainkan juga harus diimbangi dengan keahlian bisnis serta pengelolaan aset yang bisa menarik pendanaan.


Nah, salah satu istilah penting yang perlu dipelajari oleh startup founder sendiri adalah GMV atau Gross Merchandise Value. Dalam dunia startup, Gross Merchandise Value kerap dipakai untuk mengkategorikan valuasi sebuah perusahaan itu sendiri. Sehingga sangat penting untuk mengenal dan mempelajari pengertian GMV secara umum.

Apa Itu GMV (Gross Merchandise Value)?

Melansir dari berbagai sumber, Gross Merchandise Value atau GMV artinya adalah nilai akumulasi dari jumlah pembelian yang dilakukan oleh pengguna melalui aplikasi ataupun website yang kita miliki.

GMV kerap kali dijadikan sebagai acuan atau tolok ukur dalam menghitung pertumbuhan startup teknologi, pasalnya data ini biasanya tumbuh dengan cepat seiring bertambahnya jumlah pengguna aktif.

Akan tetapi, Gross Merchandise Value atau GMV sejatinya bukan metrik yang bisa digunakan untuk mengetahui besaran pendapatan atau revenue dari sebuah bisnis berbasis startup. Pasalnya, sebagian besar dana yang masuk melalui transaksi pada aplikasi atau website tidak sepenuhnya milik startup.

Terlebih jika perusahaan startup yang kamu kelola adalah marketplace dimana dana penjualan nantinya akan diteruskan kepada seller atau penjual.

 

Panduan Cara Menghitung Gross Merchandise Value

Setelah mengenal apa itu GMV beserta contoh penerapannya, sekarang saatnya untuk belajar terkait bagaimana cara menghitung Gross Merchandise Value (GMV) secara umum. 

Untuk bisa menghitung nilai Gross Merchandise Value (GMV) kamu bisa menggunakan rumus sederhana yang dibagikan oleh The Balance SMB. Bagaimana caranya?

Kamu bisa melakukan perhitungan GMV menggunakan informasi data harga jual yang saat ini berlaku, kemudian dikalikan dengan jumlah total barang yang bisa terjual.

Sebagai contoh, ketika retailer berhasil menjual 20 buah mesin traktor dengan masing-masing seharga Rp100 juta, maka Gross Merchandise Value atau nilai GMV yang didapatkan adalah sebesar Rp2 miliar.

Perlu diketahui, ketika kamu menghitung Gross Merchandise Value jangan lupa untuk menentukan periode waktu yang digunakan. Misalnya, jika kamu ingin mengetahui GMV untuk kuartal pertama, maka data dipakai adalah informasi penjualan selama kuartal pertama saja. Sementara jika ingin menghitung GMV per tahun maka data penjualan yang digunakan juga berbasis pada penjualan selama rentang waktu tahun itu juga.

 

Kekurangan GMV yang Perlu Diketahui

Tidak dipungkiri lagi, GMV merupakan metrik penting dalam dunia startup yang perlu dipelajari. Namun, terlepas dari itu GMV ternyata juga memiliki aspek negatif yang sebaiknya juga patut diwaspadai.

Mengapa bisa begitu? Pasalnya, besaran angka yang dihasilkan oleh perhitungan GMV sifatnya masih belum berupa penghasilan bersih dari perusahaan. Masih ada biaya-biaya lain seperti promosi, iklan, gaji karyawan, dan lain sebagainya yang belum masuk perhitungan metrik ini.

Alternatif Perhitungan Keuangan Startup Selain GMV

Selain GMV sebenarnya masih ada beberapa alternatif lain yang bisa kamu gunakan untuk menghitung keuangan perusahaan. Berikut beberapa contohnya:

1.Customer acquisition cost (CAC)

2.Net merchandise value (NMV)

3.Customer lifetime value (CLV)

Comments

Trending

To Top